Minggu, 08 Februari 2009

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

JATI DIRI KAMI

Harapan dan impian kami sangatlah besar
agar bangsa ini mengetahui bahwa kami mencintainya
setelah cinta kami kepada Allah, orang tua, para pendidik, dan diri kami sendiri.
Kami bangga ketika jiwa kami gugur
untuk sebuah keadilan dan kehormatan bangsa,
jikalau memang itu sebuah tebusan atau harga yang harus dibayar
bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita bangsa
itu semua demi cinta yang telah tertanam dalam hati kami,
menguasai perasaan kami, menguras air mata kami, menghilangkan kantuk dipelupuk mata kami dan menguatkan langkah kami.
Betapa resa hati kami menyaksikan bencana
Yang terus memporak porandakan bangsa ini,
sementara kita hanya bisa menjadi penonton, pengkritik, dan saling tuding,
padahal kita tau... perkataan adalah sebuah Do’a
serta menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.
Yang kami inginkan agar bangsa ini mengetahui
Bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia,
juga bersih dari hawa nafsu.
Kami tidak mengharapkan sesuatu apa pun dari manusia,
harta benda atau imbalan lainnya, tidak juga popularitas,
apalagi sekedar ucapan terima kasih.
Yang kami harap hanyalah
Ridho Allah SWT
Serta terbentuknya bangsa yang islami



TAUJIH RABBANI

“Pada hari ini telah Ku-Sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
Cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
(QS. Al-Maidah : 3)

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan merek”a dari
kegelapan kepada cahaya . Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya
ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan .
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-Baqarah : 257)

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang Menciptakan, dan
Menyempurnakan , dan yang Menentukan kadar dan memberi petunjuk,”
(QS. Al-A’laa : 3)

Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi
orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(QS. Al-Ahzab : 21)


LATAR BELAKANG BERDIRINYA LDK ASH SHOFAT

Sejarah perkembangan Islam tidak bisa dilepaskan dari aktifitas da’wah yang dilakukan oleh umat islam. Tujuan aktifitas da’wah ini adalah menyeru manusia kejalan Allah SWT dan membawa mereka keluar dari kegelapan hidup menuju kepada cahaya islam yang menuntun kehidupan kejalan yang benar.
Kampus adalah suatu lingkungan yang khas dari suatu masyarakat. Penghuni kampus adalah mereka yang menempati posisi yang istimewa. Berbagai atribut dikenakan kepadanya seperti agen pembaharu, kelompok cendekiawn atau pemikir dan istilah lain yang pada dasarnya merujuk pada kepeloporan masyarakat kampus dalam segala bidang kehidupan utamanya yaitu Sosial, Poltik, Ekonomi dan IPTEK. Masyarakat kampus terutama Dosen dan Mahasiswa menempati posisi yang sangat strategis. Dengan demikian dakwah di Kampus pada dasarnya merupakan bagian integral dari Dakwah yang secara umum dilakukan oleh umat Islam, akan tetapi Dakwah di Kampus memiliki perbedaan tersendiri, terletak pada objek Dakwahnya yang mempunyai karakteristik khusus yaitu terdiri dari kalangan Orang-Orang terpelajar dan intelektual.
Dengan disatukannya semua jurusan di bawah naungan STIE DWISAKTI maka aktifitas Dakwah Kampus memandang perlu adanya suatu lembaga yang akan mencetak kader-kader yang hanya berhasil dalam bidang ekonomi dan akuntansi tetapi juga dalam bidang Agama. Maka dibentuklah Lembaga Dakwah Kampus yang merupakan organisasi kemahasiswaan pada umumnya dan secara khusus merupakan organisasi Dakwah yang dalam banyak hal harus menegakkan mekanisme Keorganisasiannya diatas ketentuan Syariat Islam. Dimensi keislaman inilah yang secara konseptual membedakan Visi dan Orientasi keberadaan Lembaga Dakwah Kampus dengan organisasi mahasiswa lainnya.

Alhamdulillah yang pada akhirnya berdirilah...
Lembaga Dakwah kampus ASH SHOFAT di bentuk tanggal 24 Maret 2007/ 05 Rabiul Awal 1428 H. dan diresmikan pada tanggal 21 Mei 2007 oleh Ketua STIE dwisakti Baturaja Bapak H.Parlaungan Harahap,SE.M.Si

Jumat, 06 Februari 2009

QS. Al-Ahzab : 59



"Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih muda untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang".

Ayat di atas turun ketika wanita merdeka (seperti wanita-wanita sekarang) dan para budak wanita (wanita yang boleh dimiliki dan diperjual belikan) keluar bersama-sama tanpa ada suatu yang membedakan antara keduanya, sementara madinah pada masa itu masih banyak orang-orang fasiq (suka berbuat dosa) yang suka mengganggu wanita-wanita dan ketika diperingatkan mereka (orang fasiq) itu menjawab "kami mengira mereka (wanita-wanita yang keluar) adalah para budak wanita" sehingga turunlah ayat di atas bertujuan memberi identitas yang lebih kepada wanita-wanita merdeka itu melalui pakaian jilbab.

Hal ini bukan berarti Islam membolehkan untuk mengganggu budak pada masa itu, Islam memandang wanita merdeka lebih berhak untuk diberi penghormatan yang lebih dari para budak dan sekaligus memerintahkan untuk lebih menutup badan dari penglihatan dan gangguan orang-orang fasiq sementara budak yang masih sering disibukkan dengan kerja dan membantu majikannya lebih diberi kebebasan dalam berpakaian.
Ketika wanita anshar (wanita muslimah asli Makkah yang berhijrah ke Madinah) mendengar ayat ini turun maka dengan cepat dan serempak mereka kelihatan berjalan tenang seakan burung gagak yang hitam sedang di atas kepala mereka, yakni tenang -tidak melenggang- dan dari atas kelihatan hitam dengan jilbab hitam yang dipakainya di atas kepala mereka.

Ayat ini terletak dalam Al-Qur'an setelah larangan menyakiti orang-orang mukmin yang berarti sangat selaras dengan ayat sesudahnya (ayat jilbab), sebab berjilbab paling tidak, bisa meminimalisir pandangan laki-laki kepada wanita yang diharamkan oleh agama, dan sudah menjadi fitrah manusia, dipandang dengan baik oleh orang lain adalah lebih menyenangkan hati dan tidak berorentasi pada keburukan, lain halnya apabila pandangan itu tidak baik maka tentu akan berdampak tidak baik pula bagi yang dipandang juga yang melihat, nah, kalau sekarang kita melihat kesebalikannya yaitu ketika para wanita lebih senang untuk dipandang orang lain ketimbang suaminya sendiri maka itu adalah kesalahan pada jiwa wanita yang perlu dibenarkan sedini mungkin dan dibuang jauh jauh terlebih dahulu sebelum seorang wanita berbicara kewajiban berjilbab.


Hijab
Al-Qur'an juga mengungkapkan punutup seorang wanita dengan kata hijab yang artinya penutup secara umum, Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 58 memerintah kepada para shahabat Nabi SAW pada waktu mereka meminta suatu barang kepada istri-istri Nabi SAW untuk memintanya dari balik hijab (tutup). Artinya; Dan bila engkau meminta sesuatu (keparluan) kepada mereka (istri-istri Nabi SAW) maka mintalah dari belakang tabir,cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka… (Al-Ahzab : 58).

Seperti yang di terangkan di atas, hijab lebih luas artinya dari kata jilbab atau khimar meskipuan ayat di atas adalah turun untuk para istri-istri Nabi Saw tapi para ulama` sepakat dalam hal ini bahwa semua wanita muslimah juga termasuk dalam ayat di atas, sehingga yang di ambil adalah umumnya arti suatu lafad atau kalimat ayat Al-Qur'an, bukan sebab yang khusus untuk istri-istri Nabi saja.

Ayat di atas memerintahkan pada wanita muslimah untuk mengenakan penutup yang demikian itu adalah lebih baik untuk dirinya dan laki-laki lain yang sedang berkepentingan dengannya, adapun cara berhijab di atas adalah dengan berbagai cara yang bisa menutup aurat dan tidak bertentangan dengan maksud dari disyariatkannya pakaian penutup bagi wanita, sehingga kalau memakai pakaian yang sebaliknya bisa merangsang terjadinya keburukan maka itu bukan dan belum di namakan berhijab atau bertutup.

URGENSINYA

Ringkasnya menutup aurat adalah kewajiban seorang wanita muslimah tepat ketika dia berikrar menjadi seorang muslimah, tidak ada menunda-nunda dalam memakainya dan tanpa pertimbangan apapun dengan cara yang minimal atau maksimal. Dengan tegas saya tekankan membuka kepala dan aurat selainnya adalah haram yang tidak bisa ditawar lagi kerena kewajiban itu adalah sudah ditetapkan dari pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an. Dan sudah jelas bahwa Al-Qur'an sebagai satu-satunya yang ditinggalkan Nabi SAW kepada umatnya yang telah dijelaskan dan didukung dengan Hadist Nabi SAW. Wallahu a'lam.


JANGAN PERNAH MENYERAH
Gerakan Tarbiyah tampaknya mulai membuka diri secara terang-terangan. Bahkan tahun ini dicanangkan sebagai ‘Aam (Tahun Kebangkitan) At-Tarbiyah. Apa latar belakangnya?

Bismillah, sangat disadari bahwa setiap fase perjuangan itu menuntut sikap-sikap sesuai dengan fase-fase tersebut. Sehingga ada doktrin dalam Tarbiyah yang disebut, likulli marhalatin mutaqallabatuhaa (setiap fase itu ada tuntunannya); kemudian li likulli marhalatin muqtadhayatuhaa, (setiap fase ada konsekuensi yang harus dilahirkannya), dan likulli marhalatin rijaaluhaa (setiap fase ada orangnya, tokohnya atau kadernya).

Kemudian, apa yang kita sampaikan ketika dakwah ini mengalami satu fase yang berbeda dengan masa lalu? Kemarin dakwah berhasil melalui masa-masa sulit, mengayuh diantara dua persoalan dan kondisi, yakni kondisi melawan arus yang tidak terlawan dengan kekuatan yang secara thobi’i (alami) susah dihadapi secara face to face, serta kondisi larut.

Memang, dalam fase itu, kita lihat banyak juga yang tidak memiliki istimroriyah (kesinambungan), kontinyunitasnya tidak jelas. Kalaupun ada yang berjalan terus, perkembangannnya menyedihkan. Ada juga yang berkembang tapi kehilangan asholah (orisinalitas). Ini adalah kasus-kasus perjalanan dakwah dalam menghadapi rezim yang represif dan tekanan budaya. Bisa jadi banyak yang larut. Seperti para pengikut Nabi Isa, setelah beberapa lama malah jadi pengikut penjajah yang nyaris menyalib Nabi Isa sendiri.

Nah, kita ingin, keberhasilan melewati masa-masa kritis dan sulit semacam itu juga bisa kita capai ketika keadaan ini berubah, karena tidak otomatis daya tahan itu ada. Makanya harus dicanangkan sesuatu agar apa-apa yang menjadi doktrin Tarbiyah di atas, bisa direalisasikan.

Bisa jadi, kader yang dulu tahan menderita lama, tiba-tiba ketika segalanya terbuka seperti sekarang ini, menjadi tidak tahan lagi. Kalau dulu kan jelas sekali perbedaannya, furqon-nya, antara haq dan batil, sehingga akhlak para kader itu selalu berlawanan dengan akhlak buruk orang-orang memusuhi mereka. Nah, setelah keadaan ini terbuka, apa ada jaminan bahwa mereka tidak akan larut?

Memang, secara doktrin sudah diantisipasi, misalnya dengan pemahaman tentang tamayyu’ (mencairnya nilai-nilai), idzabah (pelarutan), istifdzadzat (provokasi), ighra’at (rayuan-rayuan), dan mun’athofat (tikungan-tikungan). Secara teoritis kita tahu semua tentang itu. Tapi ketika kita menjalaninya, apakah kita cukup siap?

Maka pencanangan ini beranjak dari kenyataan, dimana sebuah komunitas dakwah sedang mengalami fase-fase lain yang berbeda dengan fase ketika mereka dibesarkan dulu. Pencanangan ini untuk menyiapkan sesuatu yang secara teoritis sudah mereka kenal, tetapi secara komunal, penghayatan, apresiasi perlu dihadapi secara lebih serius agar tidak menimbulkan persoalan yang rumit yang menyebabkan taurits (pewarisan) itu menjadi terputus.

Dulu dimulai satu langkah dan hasilnya adalah hari ini. Bagi yang tidak mau melihat hasil yang sama di hari nanti, ya sekarang diam dan tidur saja. Tapi kalau ingin melihat terus-menerus keadaan seperti ini, maka harus bergerak untuk masa mendatang. Ini terutama yang melatarbelakangi pencanangan ‘Aam At-Tarbiyah (Tahun Tarbiyah). Dikutip dari catatan-catatan alm.Rahmat Abdullah.



Hidup Itu Indah Jika Kita Ikut Tarbiyah.

Beberapa kaidah yang dapat menghantarkan kita pada ketenangan hidup, kaidah yang pertama dan utama adalah keyakinan terhadap Allah sebagai Kholiq (Pencipta), serta tauhid Rubbubiyah (Tuhan), Ulihiyah (Ilah, segala kepadaNya), dan Mulkiyah (Raja)

Kaidah kedua Tentang Fungsi dan Tugas Penciptaan Manusia, Manusia dikaruiniai akal / fikiran, utk disiapkan menerima amanah sebagai khalifatul fil ardh, sebagai pemegang Mandat atas kekuasaan mengatur sumberdaya di Bumi/Dunia

“Rule of the Game” atau aturan main yang digariskan Allah terhadap manusia adalah :

* Taat (ikut perintah, jauhi larangan ~ Iman & Taqwa ), beramal sholih –> Syurga
* Khianat, sesat, Syirik (jahil) –> Neraka

An Nahl 97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Sebagai gambaran pemikiran kita berikut Historical Mind perihal sistematika yang Allah rancang untuk manusia :

1. Awalnya ~ Adam mendapatkan hidayah langsung dari Allah,
2. Kemudian anak-cucunya, mulai menyimpang, memalsukan, menginterpretasikan ayat2 semau mereka. –> mereka golongan jahiliyah
3. Tapi Allah tidak binasakan manusia atas kejahilanya, malah Allah menurunkan/mengutus orang2 yang taat padaNYA dan memuliakan manusia-Nabi
4. Sampai dengan utusan Allah terakhir, Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup para nabi mengajarkan ajaran Dienul Islam yang sempurna

Ibrahim - 24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

Ibrahim - 25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. dikutip dari: http://tarbiyatuna.wordpress.com/

Tarbiayah Itu Indah.



RENUNGAN...

Ingatlah..

Ketika tangan tangan para kekasih menurunkan tubuh kita ke dalam lahad dengan airmata kesedihan. Setelah itu kita sendirian di sana. Dalam kesempitan dan kegelapan. Lalu tubuh kita di hadapkan ke kiblat. Lalu kafan penutup wajah kita dibuka, dan muka kita diciumkan ketanah dinding kubur. Lalu tanah ditumpukkan pada tubuh kita. Lalu kita dipendam, lalu batu nisan bertuliskan nama kita ditancapkan di kubur kita..

lalu kita ditinggalkan….

Sendiri..

Bukan sebulan atau dua bulan. Tapi bisa ratusan tahun atau ribuan tahun sendiri..

Tak bisa curhat… tak bisa berhubungan dengan siapapun… tak bisa bergerak kemana mana…, tak ada pemandangan, tak ada warna…, yang ada hanya kegelapan dan kegelapan.., menunggu dan menunggu.. ribuan tahun.. sendiri..

Yang ditunggu adalah sidang akbar pertanggungan jawab.. harap harap cemas diselingi putus asa dan penyesalan.. itulah yang terus menghantui kita kelak..

Ketika mengingat ini, maka leburlah segala kekerasan hati. Ia pun mencair, dan jiwa terpanggil untuk sujud sambil menangis, mengadu pada Allah jika ingat akan hal itu karena hanya Dia-lah yang melihat keadaan kita saat itu..

Hanya Dia-lah yang ada saat itu..

Untuk inilah kita shalat..

Agar Dia swt tak melupakan kita saat itu, dan mengasihani kita yang telah terbujur kaku di dalam tanah lembab ribuan tahun..

Wallahu a’lam

- Tebarkn sLm & jdkn hari ini lbh baik drpd hari kmrn -



MERAIH SHOLAT KSUSYU

Mengenai bagaimana cara meraih sholat khusu', imam Ghozali memberikan uraian yang cukup panjang mengenai hal ini. Tetapi jangan berusaha dengan cara yang menggebu-gebu untuk bisa khusyu', karena keinginan khusyu' yang berlebihan itu merupakan hawa nafsu.

Ibnu Athaillah as-Sakandary memberikan solusi "Jika anda ingin khusyu' dalam sholat, kemudian anda khusyu'kan, anda akan kesulitan khusyu'. Keridhoan anda dan kerelaan anda, bahwa saat itu Allah belum mentakdirkan khusyu' malah bisa
membuka pintu kekhusyu'an. Jadi tawakkal dan ridho itu harus menyertai ibadah anda.

Syeikh Abdul Jalil Mustaqim memberikan solusi kekhusyu'an dengan tetap membunyikan Allah.Allah.dalam hati bagi seluruh bacaan dan gerak gerik hati sholat anda hingga salam.

Pertama-tama selain niat yang ikhlas, bahwa sholat itu hanya untuk Allah, bukan selain untuk Allah, harus diteguhkan diawal niat anda. Bukankah anda semua sedang menghadap Allah, layak dan sopankah jika anda menghadap kepada Yang Maha Agung, tanpa sepenuh jiwa, dan hati yang
"berselingkuh"? Padahal ketika hamba Allah mengucap takbir, Allahu Akbar, sejak awal sholat maupun pergantian gerakan sholat, semestinya ia menyadari, betapa seluruh totalitas selain Allah itu ditakbiri, sehingga sang hamba fana' total dalam Baqo'Nya Allah.

Sebenarnya Allah tidak membutuhkan sholat kita, tetapi kitalah yang butuh Allah melalui sholat, karena itu sholat kita harus hanya untuk Allah (Lillahi Ta'ala). Allah tidak butuh disembah, tetapi kita yang bergantung kepadaNya membutuhkanNya secara total.

Sholat itu bukan sebagai kerangka jalan menuju hakikat, tetapi sholat itu adalah perintahNya, bukan utnuk kepentingan Allah tetapi demi kepentingan kita sendiri, karena cinta dan kasih sayang Allah Yang Maha Agung Kepada kita. Jadi salah besar bahkan sesat kalau ada pandangan yang mengatakan, bahwa sholat itu jalan menuju kepada Allah, sehingga kalau sudah bertemu dan menyatu dengan Allah tidak perlu sholat, karena kalau masih sholat berarti kita masih mondar mandir di jalan. Inilah jalan sesat iblis yang membelokkan perintah Allah.

Selanjutnya mari kita renungi wacana sholat Sufistik dari Hujjatul Islam Al-Ghozali di bawah ini.

Mungkin anda akan berpendapat bahwa apa yang saya kemukakan ini akan berbeda dengan kesepakatan para ulama fiqih (fuqaha). Apabila saya menekankan perlunya kesadaran penuh dalam setiap gerakan sholat sebagai syarat sahnya sholat,
sementara mereka (para ulama fiqih) tersebut hanya mensyaratkannya pada saat melakukan takbiratul ihram, "Allahu Akbar".

Perlu anda pahami bahwa para ahli fiqih tersebut tidak mempedulikan hal-hal yang berkaitan dengan urusan batin atau persoalan akhirat. Perhatian mereka hanyalah tertumpu pada aspek-aspek lahiriah hukum agama, denga merujuk pada
perbuatan fisik anggota badan semata. Mengenai manfaat ukhrawi (bagi kehidupan akhirat kelak) dari perbuatan masing-masing tersebut, jelas diluar jangkauan dan pembahasan ilmu fiqih, sehingga tidak pernah ada konsensus tentang hal tersebut.

Sufyan ats Tsauri, seorang ahli fiqih periode awal Islam, pernah berkata, "Sesungguhnya tidak sah sholat yang tidak dilakukan secara khusyu' dan disertai kesadaran hati". Diriwayatkan bahwa Al Hasan pernah berkata, "Sholat yang
dilaksanakan tanpa disertai kesadaran hati, akan mendekatkan kita pada siksaan". Dikatakan Mu'adz bin Jabal, "Baragsiapa sampai mengenal orang yang disisi kanan dan kirinya, sementara ia tengah sholat, maka tiada nilai sholat baginya".

Rasulullah bersabda "Seseorang yang melaksanakan sholat, tetapi mungkin pahala atau kebaikan yang diperolehnya hanya seperenam atau sepersepuluh sholatnya. Manusia hanya memperroleh kebaikan pada bagian-bagian yang dilakukannya dengan kesadaran hati". Hr. Abu Dawud, an Nasa'i. Apabila hal ini diriwayatkan melalui orang yang lebih sedikit lagi, tentunya sudah menjadi madzhab, kalau demikian mengapa tidak pernah dijadikan pegangan secara serius?

Dikatakan oleh Abdul Wahid bin Zaid, "Para ulama telah sepakat bahwa manusia akan memperoleh kebaikan dari sholatnya hanya dari bagian-bagian yang dilakukannya dengan penuh kesadaran." Dan dalam pendapat Abdul Wahid ini sebenarnya telah terjadi konsensus (ijma') tentang masalah ini. Singkatnya kesadaran hati merupakan inti sholat dan sekaligus penentu nilai sholat itu sendiri. Perhatian dan kesadaran pada takbir pertama, takbiratul ihram, "Allahu Akbar" hanyalah syarat minimum untuk menjaga agar inti tersebut tetap hidup.

**Ya Allah, kami senantiasa mengharapakan uluran kasih sayangMu



Mengapa Engkau Mencintai Dunia, dan Menjauhi Akhirat?

Senja menjelang matahari tenggelam. Di langit masih nampak semburat matahari yang akan sirna, karena akan datangnya malam. Jalan-jalan mulai sepi. Orang-orang mulai masuk ke rumah mereka. Diantara mereka ada, yang sedang berjalan menuju ‘baitullah’, tak jauh dari rumah mereka. Tetapi, ada seorang lelaki yang berjalan, terus menelurusi jalan yang berliku-liku, menuju sebuah bukit. Ia melangkah terus menuju sebuah bukit, hingga bayangannya tak nampak lagi.

Sungguh tak ada yang menyangka, bahwa laki-laki yang dengan kesendiriannya itu, dan berjalan menelurusi bukit, yang berbatu dan berbelok, di senja hari itu, tak lain adalah Rasulullah Shallahu alaihi wassalm, yang sore pergi ke kuburan Uhud. Uqbah bin Umair, suatu ketika menuturkan bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, pergi ke kuburan Uhud. Rasulullah menshalati mereka, sesudah delapan tahun mereka dikuburkan seperti seorang yang mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang-orang yang meninggal.

Usai menshalati para pejuang Uhud itu, Rasulullah lalu menyampaikan do’anya, yang lirih dengan penuh kekhusukkan. “Aku adalah pendahulu kalian dan saksi atas kalian. Tempat bertemu kalian adalah telaga, dan aku benar-benar melihat dari tempatku berdiri ini. Aku tidak khawatir kalian akan syirik, akan tetapi aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia”, ungkap Rasulullah.

Kemudian, Uqbah bin Umair menyatakan : “Itu adalah saat terakhir aku melihat dan memandang Rasulullah Shallahu alaihi wassalam”. (HR. Bukhari dan Muslim). Betapa bahagianya orang-orang yang dapat melihat dan memandang serta bertemu dengan kekasihnya Rasulullah Shallahu alaihi wassalam itu. Mereka yang dapat bertemu dengan Rasulullah itu, bagaikan mendapatkan air, ketika terik matahari pandang pasir, yang memanggang sekujur tubuh, dan kering-kerontangnya tenggorokkan, tiba-tiba mendapatkan tetesan air. Tetesan air kebahagian dari perjumpaannya dengan Rasulullah. Betapa mereka akan berbahagia kelak, di hari akhirat, yang mendapatkan do’a dan shafaat dari Rasulullah. Seperti mereka pejuang Uhud, yang dido’akan oleh Rasulullah Shallahu alaihi wassalam.

Betapa, ketika itu Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, yang menjadi panutan dan tempat kembali para ummatnya, yang menginginkan arahan dan do’a, justru Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, tidak mengkhawatirkan umatnya terjatuh ke dalam lembah syirik. Tetapi, yang dikhawatirkan Rasulullah adalah kalau-kalau umatnya banyak yang jatuh ke dalam pelukan dunia, dan bersaing memperebutkan dunia. Dunia telah menjadikan manusia yang hina. Dunia telah menjadikan manusia tidak berharga. Dunia telah menjadikan manusia sebagai seekor binatang, dan lebih hina dibandingkan dengan binatang. Karena itu, Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, mengkhawatirkan umatnya, jika nantinya bersaing memperebutkan sekerat kehidupan dunia.

Dalam riwayat yang lain disebutkan : “Akan tetapi aku khawatir kalian akan besaing memperebutkan dunia. Kalian akan berbunuhan dan akhirnya kalian binasa seperti orang-orang sebelulm kalian”, ujar Baginda Rasulullah Shalllahu alaihi wassalam. Uqbah bin Umair meriwayatkan ketika, belaiu melihat terakhir Rasulullah, dan berkata : “Aku adalah pendahulu kalian. Aku saksi kalian. Demi Allah, aku sekarang melihat telagaku. Aku diberi kunci gudang-gudang bumi atau kunci-kunci bumi. Dan demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan syirik setelah aku mati, tetapi aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia”.

Sesungguhnya, dengan kalimat itu Rasulullah ingin memperingatkan kita untuk tidak besaing dalam mencintai dunia dengan cara yang menjadikan kita lalai untuk mengingat Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya.

“ Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang bebuat demikian, maka emreka itulah orang-orang yagn merugi”. (al-Munafiqun : 9).

Selanjutnya, Abu Hurairah menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, bersabda : “ Ketahuilah, dunia itu terlaknat dan terlaknat pula seluruh yang ada di dunia, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang mengikutinya, serta seorang ulama atau pelajar”. (HR.Tirmidzi)
Maka, jika kita ingin memahami dunia dan hakikat dunia, cukuplah kita membaca firman Allah Ta’ala :

“Sesungguhnya perumpaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karna air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datangnya kepada azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir”. (Surah Yunus : 24).

Semoga manusia mau menyadari bahwa apa yang ada di dunia ini, semua fana, dan akan lenyap, tanpa bersisa. Kejarlah dunia, hingga nafasmu habis, dan tenagamu tak bersisa, niscaya manusia tak pernah mendapatkan kepuasan dengannya. Manusia yang lalai dengan dunia, maka diakhirat kelak, tentu akan menjadi hina. Tak mampu lagi berdiri tegak dihadapan Allah Azza Wa Jalla. Dan, segeralah manusia memohon ampun dan tobat serta kembalilah kepada mengingat Allah, yang maha kekal, selama-lamanya, dan yang maha hidup, tak pernah tidur, serta senantiasa akan menjaga hamba-hambanya yang selalu mengingat-Nya.

Mengapa umurmu, engkau habiskan hanya berbuat sia-sia yang tak berharga, dan tak bernilai, sehingga engkau meninggalkan kemuliaan, yang sudah dijanjikan oleh oleh Allah Ta’ala. Kembalilah. Dan, tinggalkan dunia ini, dan gapailah kemuliaan di akhirat, yang pasti akan datang. Wallahu’alam.

~TEbarKan sLm & jAdikanLAh HAri INi lebIh BAik DAri PD HAri KEmariN~




UNTAIAN DO'A

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang,mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami
Rukunkan antar hati kami
Tunjuki kami jalan keselamatan
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang
Jadikan kumpulan kami jamaah orang muda yang menghormati orang tua
Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar
Wahai yang menyambung segala yang patah
Wahai yang menemani semua yang tersendiri
Wahai pengaman segala yang takut
Wahai penguat segala yang lemah
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak
Engkau Maha Tahu dan melihatnya

Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami

"ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu
Adil pasti atas kami keputusan-Mu

Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung
Sebagai musim bunga hati kami
Cahaya hati kami
Pelipur sedih dan dukan kami
Pencerah mata kami

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan laut yang mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari kafir Quraisy durjana,
Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu
karena kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri

Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti
Saat para rakyat kecewa denganpara pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti
menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da'i penyeru iman
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da'wah
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini
Kepada generasi berikut kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini
Dengan sikap malas dan enggan berda'wah
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa